Headlines News :
Home » » Sandy Mengamuk, 30 Tewas, Jaringan Listrik Mati

Sandy Mengamuk, 30 Tewas, Jaringan Listrik Mati

Written By Unknown on Rabu, 31 Oktober 2012 | 08.22

New York dihantam badai Sandy, jaringan listrik padam (Daily Mail).
New York, PODIUM - Badai Sandy menghantam pesisir timur Amerika Serikat (AS) mengakibatkan listrik mati, transportasi lumpuh, dan sedikitnya 30 orang dinyatakan tewas, 30 Oktober 2012 waktu setempat. Namun Daily Mail mempublish angka meninggal jauh lebih besar lagi, yakni sebanyak 48 orang.

Presiden AS, Barack Obama, dari markas besar Palang Merah di Washington DC memerintahkan agar pemerintah federal segera menyediakan segala sumber daya bagi setiap warga yang membutuhkan bantuan saat badai melanda. 

"Pesan saya kepada pemerintah federal, tidak ada birokrasi. Warga butuh bantuan secepat mungkin," perintah Obama.

Akibat badai Sandy dikabarkan, jutaan orang harus hidup tanpa listrik dan banjir besar melanda perumahan dan sistem kereta bawah tanah New York. Sebanyak 6.400 warga New York mengungsi ke 74 pusat-pusat evakuasi. 

Badai Sandy diperkirakan melaju dengan kecepatan 145 Km/jam, dan telah menewaskan 66 orang pekan lalu, di kawasan Karibia, Amerika Tengah.

Walikota New York, Michael Bloomberg, langsung melakukan pemantauan atas kondisi kotanya setelah dihantam badai, dan segera menginstruksikan ditutupnya semua sekolah pada Rabu hari ini. 

"Kami sudah merencanakan langkah-langkah perbaikan. Beberapa di antaranya sudah dimulai." kata Bloomberg. 

Tantangan terbesar pemerintah kota ke depan, menurut dia, adalah mengembalikan aliran listrik dan transportasi massal ke kondisi normal, ucap Bloomberg.

Sementara itu jumlah kerugian akibat bencana ini ditaksir EQECAT, yaitu lembaga penaksir kerugian akibat bencana, mencapai 20 miliar dollar AS atau sekitar Rp 192 triliun, akibat hancurnya kawasan pantai timur AS oleh terjangan badai Sandy.

Namun, para pakar ekonomi lainya memperkirakan angka kerugian jauh lebih besar lagi yaitu berkisar antara 30-50 miliar dollar AS. 

"Tutupnya kawasan komersial di pesisir timur menyebabkan hilangnya GDP yang akan menambah kerugian infrastruktur," kata ekonom IHS Global Insight, Gregory Daco dan Niger Gault. 


Tunggul Naibaho
Share this post :
 
Copyright © 2011. Podium Interaktif - All Rights Reserved
Pasang IKLAN, email Ke: podiuminteraktifnews@gmail.com